Minggu, 25 November 2012

bahasa indonesia sebagai bahasa intelektual



BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang di gunakan oleh masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi secara nasional.  Namun fakta yang terjadi pada saat ini ialah bahwa hal ini di sepelekan oleh warga indonesia. Di sekolah umumnya, bahasa Indonesia di orientasikan oleh siswa hanya sebagai nilai raport/ijazah dan siswapun tidak bersemangat lagi untuk mengasah kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan mengikuti perkembangan kosakata, bahkan untuk mengaplikasikannya kedalam bentuk tulisan ilmiah, contohnya mengikuti lomba karya tulis. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, terutama acara-acara di televisi yang menggunakan bahsa gaul lebih cenderung memberikan  hiburan daripada nilai-nilai edukasi. Hal ini membuat bahasa gaul dan bahasa-bahasa alay semakin mendominasi kehidupan remaja, sehingga eksistensi dari bahasa Indonesia semakin memudar. Realita yang ada inipun menimbulkan berbagai persoalan, bukan hanay persoalan bahasa saja, melainkan menimbulkan persoalan identitas, nasionalisme, persoalan kualitas personal dan juga persoalan moral. Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik membahas judul berbahasa Indonesia sebagai suatu  intelektual bagi eksistensi bahasa Indonesia di tengah zaman modern.
1.2.Identifikasi masalah
1.      Bagaimana bahasa seseorang terhadap intelektualnya ?
2.      Faktor-faktor apa yang mempengaruhi bahasa Indonesia sebagai bahasa intelektual ?
3.      Penghambat bahasa Indonesia menjadi bahasa Intelektual ?
4.      Bagaimana  peran bahasa Indonesia sebagai intelektual di tengah di kalangan pelajar ?
5.      Bagaimana  bahasa Indonesia sebagai moral berbahasa ?

1.3. Pembatasan masalah
Berdasarkan  indentifikasi masalah diatas, penulis perlu melakukan pembatasan masalah dalam makalah ini. Yaitu berfokus pada peran bahasa Indonesia sebagai intelektual di kalangan pelajar.
1.4. Perumusan masalah
Dari pembatasan masalah diatas, penulis perlu membuat beberapa rumusan-rumusan masalah :
1.      Bagaimana penggunaan bahasa di kalangan remaja SMA terhadap intelektualnya ?
2.      Bagaimana bentuk hubungannya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya?
3.      Hambatan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik ?
4.      Bagaimana cara untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada dalam berbahasa Indonesia yang baik?
1.5.Tujuan penulisan
Untuk mengetahui kemampuan pelajar SMA dalam berbahasa Indonesia sebagai intelektualnya.
1.6. Kegunaan
1.      Mengerti  pentingnya  mempergunakan bahasa Indonesia yang baik yaitu sebagai identitas berbangsa.
2.      Mengukur  intelektual yang dimiliki oleh seseorang dan juga kecintaannya terhadap bahasa Indonesia.
3.      Komunikasi yang baik untuk mengembangkan diri terhadap berbagai situasi.




BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Bahasa Indonesia sebagai intelektual
Kemampuan berbahasa sebagai intelektual adalah kemampuan untuk melakukan berbagai aktivitas mental berpikir, menalar, dan memecahkan masalah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia digunakan untuk menjembatani kesulitan berkomunikasi dan sekaligus mempersatukan masyarakat yang berbeda latar belakang budaya. Penggunaan bahasa indonesiamenjadi kewajiban untuk setiap kepentingan kenegaraan dan urusan pemerintahan, sehingga pengembangannya menjadi tanggung jawab semua lembaga pendidikan dan masyarakat luas. Sekolah tempat pendidikan formal, dijadikan tempat yang mempunyai peran penting dan strategis untuk melaksanakan tugas tersebut. Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa Indonesia dijadikan mata pelajaran pokok yang harus di ikuti dan di masukkan sebagai syarat kelulusan ujian di setiap jenjang pendidikan.
2.2. Faktor-faktor  yang mempengaruhi perkembangan bahasa sebagai intelektual
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Indonesia antara lain :
1. Umur Anak Bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya.
2. Kondisi Lingkungan Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan di lingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah terpencil dan di kelompok sosial lain. 
3. Kecerdasan Anak Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkolerasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik, dan memahami atau menangkap maksud pernyataan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak
4. Status Sosial Ekonomi Keluarga. Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup didalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga pengaruh pula terhadap perkembangan bahasa.
5. Kondisi Fisik Kondisi fisik di sini dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu kemapuannya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap, atau organ suara tidak sempurna akan menggangu perkembangan berkomunikasi dan tentu saja akan mengganggu perkembangannya dalam berbahasa.

2.3. Pengahambat penggunaan bahasa Indonesia dalam perkembangannya
Hal-hal yang menyebabkan berkurangnya penggunaan bahasa Indonesia ialah melalui berbagai factor, antara lain :
1.      Maraknya penggunaan bahasa gaul atau Alay
Bahasa gaul atau Bahasa Alay. Hampir semua kalangan muda-mudi mengenalnya. Bahasa ini merebak dan tersebarluas di kalangan remaja. Bahasa Alay sendiri sesungguhnya adalah bahasa lisan yang dituliskan. Sehingga bisa menjadi bahasa tulisan. Bahasa Alay kerap kita jumpai di SMS,chatt, atau media sicoalnetwork lainnya. bahasa ini bermula dari kebiasaan berbahasa singkat dalam SMS untuk mempersingkat karakter. Karena kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang,bahasa Alay akhirnya menjadi budaya dan melekat di kalangan remaja1[1]. Kalau ditelusuri secara mendalam, bahasa ini hanya terdapat dalam negeri ini. Dan hanya tercipta di Indonesia serta tersebarluas dan menjamur subur belakangan ini. Entah siapa yang memulainya tidak bisa kita kenali secara jelas. Yang pasti bahasa Alay sudah meracuni gaya berbahasa Indonesia.
Menurut Prof. Dr. Esther Kuntjara, pakar Linguistik Universitas Kristen Petra Surabaya, perkembangan bahasa Alay dapat dilihat dari dua sisi. Satu sisi bahasa Alay menunjukkan kreativitas anak-anak muda. Namun, di sisi lain dapat mempengaruhi penggunaan bahasa sehari-hari sehingga mempengaruhi bahasa tulis anak-anak muda. “Ketika harus menulis secara resmi, dikhawatirkan kebiasaan menulis dengan bahasa ‘alay’ muncul,” katanya.
Kekhawatiran pengaruh bahasa Alay terhadap bahasa Indonesia memang sangat terasa. Misalnya, dikhawatirkan siswa ataupun mahasiswa membawa kebiasaan berbahasa Alay dalam keseharian di kampus saat berada di ruang intelektual ataupun ketika ulangan. Salah satu indikatornya, dalam ujian tertulis di sekolah atau kampus, siswa dan mahasiswa cenderung menyingkat kata yang tidak biasa. Kebiasaan, akan membuat kita semakin sulit untuk mendefinisikan berbahasa satu, bahasa Indonesia seperti yang diikrarkan pada Sumpah Pemuda.
2.      Tayangan Sinetron di televisi.   Tayangan ini banyak menggunakan bahasa tidak baku dan pengaruhnya sangat     efektif sekali dalam menanam dan mengubah perilaku seseorang, termasuk pola  berkomunikasi  dan berbahasa.
3.                  Tren penggunaan bahasa campuran. Penggunaan bahasa campuran yang di ilhami dari perilaku tokoh masyarakat seperti artis. Salah satunya adalah penggunaan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa inggris, yang bertujuan agar seseorang di anggap modern.
4.                  Rendahnya minat siswa dalam membaca
 Hal ini terjadi karena adanya pengaruh teknologi, sehingga siswa lebih sering untuk enghabiskan waktu untuk bermain computer atau game online. Dan semakin hari kegiatan membacapun semakin di tinggalkan, karena sudah semakin sedikit orang yang memiliki kegemaran membaca.
2.4. Manfaat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
                        Berbahasa Indonesia yang baik dan benar memiliki fungsi sebagai berikut :
a).  Fungsi pemersatu kebhinekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas- batas       kedaerahansehingga mampu membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa Indonesia
b). Fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan bangsa lain
       c).Fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikandan yang terpelajar
      d). Fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya pemakaian bahasa sehingga memberi kesadaran adanya aturan baku dan layak dipatuhi.
          
      Agar berbahasa Indonesia yang baik dan benar dapat digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :
a.               Menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa
Dunia pendidikan yang syarat pembelajarannya dengan media bahasa, menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi primer. Pembelajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar dimulai dari lingkungan rumah dan di sekolah mulai dari taman kanak- kanak sampai perguruan tinggi. Jika penggunaan bahasa yang baik dan benar sudah diterapkan sejak kecil di lingkungan formal, maka orang- orang akan berbahasa yang baik dan benar dalam berkomunikasi.
b. Perlunya pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar
Secara umum, perlu adanya kesesuaian antara bahasa yang di pakai dengan tempat berbahasa. Oleh karena itu, pemahaman dalam berbahasa sangat diperlukan agar orang mengetahui bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pertama dan utama di Negara Republik Indonesia. Bahasa daerah bertugas sebagai penunjang bahasa nasional, sumber bahan pembantu pengembangan bahasa nasional
.









BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai intelektual di kalangan remaja saat ini memang mengalami kemunduran, hal itu terjadi karena maraknya penggunaan bahasa gaul yang lebih mendominasi dalam komunikasi sehari-hari. Hal ini berdampak pada pengetahuan anak remaja dalam mengenali dengan baik bahasanya sendiri. Ini semua tidak terlepas dari pengaruh teknologi yang semakin berkembang.
3.2. Saran
Melihat yang terjadi akibat penggunaan bahasa gaul yang lebih dikenal oleh masyarakat, perlu adanya perhatian khusus pada keberadaan bahasa Indonesia itu sendiri. Antara lain dengan perhatian pemerintah dalam pengembangan dan penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan pendidikan serta berbagai macam kegiatan atau perlombaan karya ilmiah yang di adakan oleh pelajar,mahasiswa bahkan lembaga. Di samping itu, perlu adanya kesadaran dalam diri masyarakat itu sendiri akan pentingnya berbahasa Indonesia dalam kehidupan bernegara.









Daftar Pustaka                       
2005.Bahasa Prokem Indonesia.Wikipedia Indonesia,online(http://id.wikipedia.org)diunduh 2012
2006.Remaja dan Mahasiswa banyak menggunakan bahasa
Grafura,Lubis.2006.Bahasa Gaul Remaja Indonesia.Cerpen Lubis Grafura,(online).(http://lubisgrafura.wordpress.com) diunduh 2012
Tajudin, Koris.2007.Secara Gue Gaul Gitu Loh!.kompas,(online).(http://groups.yahoo.com)diunduh 2012
Sugono, Dendy.Dkk.2003.Buku Praktis Bahasa Indonesia 1.Jakarta.Pusat Bahasa
Kridalaksana, Harimurti.2008.Kamus Linguistik 4.Jakarta.Gramedia Pustaka Utama
http://pelitaku.sabda.org



[1] Grafura,Lubis.Bahasa Gaul Remaja Indonesia.Cerpen Lubis. Jakarta:Gramedia. Hal.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar